Fellowship Jurnalisme Pendidikan Antarkan Mirza Raih Kasau Award 2022

  • Share
Mirza tengah mengikuti kelas daring Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) Batch IV yang terselenggara atas kerja sama Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) dengan PT. Paragon Technology and Innovation, 30/5/2022.

DEPOK, edukasiindonesia.id – Setelah 23 Tahun malang melintang sebagai wartawan, baru kali ini Mirza merasa istimewa dan terhormat. Berkat mengikuti Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP), dia meraih Penghargaan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) atau Kasau Award 2022.

Momen istimewa itu terjadi di Puri Ardhya Garini Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta Timur, Kamis (9/6/2022). Mirza menerima trofi dan plakat Kasau Award 2022 dari Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.

Wartawan Tangerangonline.id itu mendapatkan Kasau Award 2022 atas tulisannya: “Kisah Pendidikan Seskoau Berlatih Perang Konvensional dan Smart Campus”. Tulisan yang terbit pada 23 April 2022 itu mendapatkan penghargaan kategori Isu Humanis. Artikel tersebut semula sebagai pemenuhan tugas sebagai peserta FJP Batch IV GWPP.

Enam juri pimpinan Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung Dadang Rakhmat Hidayat menilai tulisan Mirza sebagai karya terbaik ke-3 peraih Kasau Award 2022. Peringkat ke-1 dan ke-2 dari grup Kompas, yakni Kurnia Yunita Rahayu dari Harian Kompas/Kompas.id dan Sukoco dari Kompas.com. Tulisan Kurnia berjudul “Evolusi Enam Dekade ‘Duta Bangsa di Angkasa'”. Adapun karya Sukoco berjudul “Kisah Kapten Sugijanto, Veteran Air Gunner Tupolev TU-16 yang Pilih Jatuh Bersama Pesawat daripada Tertangkap”.

Menurut panitia, sebagaimana tertulis di laman tni-au.mil.id, Kasau Award 2022 menarik minat 111 wartawan dari seluruh Indonesia. Selama Januari-Mei 2022, panitia menerima 265 karya jurnalistik, yang dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu isu strategis, isu humanis, berita televisi, dan foto.

Berkat Fellowship GWPP

Mirza memang pantas merasa istimewa dan bahagia. Itulah momen paling bersejarah yang tidak bakal dia lupakan. Sejak berkarier sebagai wartawan hampir tiga windu silam, baru kali ini karya jurnalistiknya mendapat apresiasi dan penghargaan. Datangnya dari lembaga negara yang prestisius pula.

Dan lebih bergengsi lagi, dua karya jawara di atasnya ialah karya wartawan grup media besar yang punya reputasi sangat bagus. Karena itu, meski di peringkat ke-3, redaktur eksekutif Tangerangonline.id itu merasa tersanjung dan terhormat. Posisinya “runner up” di bawah  “anak-anak” grup Kompas. Media tempatnya berkiprah pun turut terdongkrak.

Tangerangonline.id baru berdiri pada 2017 dan terverifikasi Dewan Pers pada 25 Oktober 2018. Itu artinya, kualitas karya jurnalistik Mirza tidak terpaut jauh dengan sejawatnya dari media besar yang lahir 28 Juni 57 tahun lalu itu. Di sisi lain, pria yang sebelumnya pernah berkelana di delapan media itu tidak kalah dengan wartawan media-media besar lain yang punya reputasi panjang dan nama besar pula.

BACA JUGA:   Cerita Seru di Balik Pelatihan Journalism Fellowship on CSR: Apa Kata Para Peserta? (2)

“Alhamdulillah, (raihan Kasau Award) ini berkat saya mengikuti program Fellowship Jurnalisme Pendidikan GWPP. Terima kasih kepada para mentor, tim GWPP, PT Paragon, dan rekan-rekan alumni FJP GWPP,” kata Mirza.

Mantan wartawan Harian Fajar Makassar, Sulawesi Selatan, itu termasuk salah satu dari 15 wartawan terpilih sebagai peserta FJP angkatan atau batch IV GWPP. Seperti angkatan-angkatan sebelumnya, peserta FJP GWPP hanya terbatas untuk 15 wartawan terpilih dari berbagai media di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku. Program yang bergulir sejak awal 2021 ini terselenggara atas dukungan PT Paragon Technology and Innovation, perusahaan kosmetik terkemuka yang melahirkan merek-merek ternama, seperti Wardah, Emina, Make Over, dan Kahf.

Mirza memamerkan trofi Kasau Award 2022 yang dia terima di Jakarta, Kamis (9/6/2022).

Mengangkat Moral dan Spirit Ekosistem GWPP

Prestasi Mirza tersebut mengundang simpati dan sukacita para mentor, peserta FJP Batch IV, para alumni FJP GWPP angkatan-angkatan sebelumnya, dan rantai ekosistem GWPP.

“Selamat sukses Bro Mirza. Itu ekspresi pengakuan dari pihak lain,” kata Mohammad Nasir, wartawan senior jebolan Harian Kompas. Mirza dan tiga peserta FJP batch IV lainnya masuk kelompok yang mentornya Nasir.

“Selamat dan ikut berbangga untuk Mas Mirza yang mendapatkan penghargaan. Karya yang baik pasti akan mendapatkan pengakuan,” sambung Frans Surdiasis, yang juga mentor FJP GWPP.

Mentor lainnya, Haryo Prasetyo menimpali. “Selamat dan sukses Mas. Alhamdulillah, kami ikut bangga atas pencapaian Mas Mirza. Mantap dan lanjutkan,” kata wartawan senior Media Indonesia.

Rekan-rekan seangkatan Mirza juga ikut riuh mengucap syukur dan menyampaikan selamat. “Alhamdulillah, selamat Kang @MIRZA Tangerang Online. Luar biasa. Bisa sejajar dengan media nasional,” kata Jejep Falahul Alam, wartawan Kabar Cirebon.

“Alhamdulillah, keren luar biasa, selamat bang @MIRZA Tangerang Online,” sahut peserta termuda Kristin dari Detikcom.

Dari Sumatera Selatan, Eka Patriani Lintarnan dari Prabumulih Pos berucap penuh harap, “Alhamdulillah.. selamat Bang Mirza. Semoga suksesnya menular.”

Tim pendukung FJP GWPP pun ikut bungah karena kerja keras mereka melayani dan memfasilitasi para peserta FJP GWPP membuahkan hasil menggembirakan. “Alhamdulillah, selamat Pak Mirza,” ujar Nur Muhammad Romdhoni (Dhoni) mewakili tim pendukung beranggotakan Nurul Amelia dan Mikyal Rahmadani.

BACA JUGA:   Membuka Cakrawala, Menumbuhkan Asa: Apa Kata Peserta Journalism Fellowship on CSR? (3)

Para senior Mirza dari kalangan alumni FJP angkatan-angkatan sebelumnya juga mengucap syukur dan menguluk selamat. “Alhamdulillah… Selamat untuk Mirza,” kata alumni FJP Batch III Atviarni Yusbar dari Harian Haluan Padang, Sumatera Barat. Para alumni lainnya menyampaikan ucapan senada.

“Alhamdulillah program FJP GWPP jadi bisa berdampak (positif) langsung rekan-rekan ke wartawan (peserta FJP GWPP),” kata Dwi Suci Candraningrum dari tim komunikasi korporasi PT Paragon Technology and Innovation, yang rajin numbrung dalam sesi-sesi pelatihan jurnalistik FJP GWPP.

FJP GWPP Mengukir Tradisi Jawara

Mirza yang pernah berkiprah di tabloid Indonesia Pos, Syariah (grup Jawa Pos), dan majalah Tapal Batas, bukan kali ini saja mengikuti lomba karya jurnalistik. Namun, belum satu pun karyanya yang memenangi kompetisi antarawak media.

“Ini (Kasau Award 2022) penghargaan karya jurnalistik pertama yang saya dapatkan.”

Prestasi Wong Kito meraih Kasau Award 2022 itu menambah elok ukiran tradisi jawara di kalangan peserta dan punggawa FJP GWPP.

Mirza bukanlah orang FJP GWPP yang pertama kali menorehkan prestasi dan meraih penghargaan. Pada medio Januari 2022, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menganugerahi Direktur Pelaksana GWPP Nurcholis MA Basyari sebagai “Insan Jurnalistik Terinspiratif Bidang Pendidikan”.

Dirjen Diktiristek menyerahkan langsung penghargaan tersebut dalam acara Anugerah Diktiristek 2021. Penganugerahan tersebut berlangsung secara luring dan daring yang berpusat di Auditorium Gedung D Kompleks Kemendikbudristek Senayan, Jakarta, Kamis (13/1/2022).

Ini kali kedua mentor FJP GWPP itu meraih penghargaan bidang pendidikan. Sebelumnya, mantan Kepala Biro Padang Media Indonesia itu menyabet penghargaan dari Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo. Laporan jurnalistiknya berjudul “Sekolah di Mentawai: antara Perjuangan Hidup Mati” meraih juara sebagai karya terbaik. Artikel yang mendapatkan penghargaan dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional 2006 itu termuat di Harian Media Indonesia edisi 9 Mei 2006.

Selain Nurcholis, dua wartawan alumni FJP GWPP juga meraih penghargaan Anugerah Diktiristek 2021. Mereka ialah Dian Ihsan Siregar dari Kompas.com, peserta FJP GWPP Angkatan III (September–Desember 2021, dan Neneng Zubaedah dari Sindonews.com, peserta FJP GWPP Angkatan I (Januari-April 2021).

BACA JUGA:   Rekrutmen Terbuka Fellowship Jurnalisme Pendidikan 2022 Angkatan IV

Pembelajar yang Rendah Hati

Wartawan itu harus lebih cerdas atau minimal sama cerdasnya dengan narasumber. Demikian kata Ikhsyat Syukur, pemerhati pendidikan yang menggagas Sekolah Ilmuwan Minangkabau. Dan, bagi wartawan, mengasah kecerdasan tidaklah sulit.

“Setiap hari para wartawan akan terasah kecerdasannya melalui temuan info baru yang harus divalidasi untuk menjaga kesahihan tulisan. Kedisiplinan mengecek ulang kebenaran setiap informasi inilah yang secara tanpa sengaja akan melatih kecerdasan para wartawan,” kata Ikhsyat dalam sesi pengayaan materi kepada para peserta FJP Batch IV GWPP, Rabu (18/5/2022).

Dalam konteks itulah, Mirza tergolong sebagai pembelajar yang antusias. Kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, 12 Juni 1973 itu menunjukkan disiplin, dedikasi, dan semangat tinggi saat mengikuti FJP Batch IV GWPP. Ayah dua putri -Zahra dan Faizah- itu selalu hadir tepat waktu pada setiap 26 sesi pengayaan materi dan 14 sesi coaching-mentoring. Komunikasinya dan koordinasi dia dengan para mentor dan tim GWPP juga sangat bagus.

Bukan hanya itu, Mirza tergolong peserta yang sangat patuh terhadap tata tertib lainnya bagi peserta FJP GWPP. Misalnya ketentuan wajib menghidupkan kamera (on camera) dan memakai kemeja, bukan kaos oblong. Sarjana ilmu politik jebolan Universitas Muhammadiyah Jakarta ini juga rajin bertanya dan aktif berdiskusi dengan para narasumber dan mentor.

Hadiah Ulang Tahun

Hari ini, (Minggu, 12/6/2022), Mirza genap memasuki usia yang selangkah lagi masuk kepala lima. Sebagai wartawan senior, dia tampak lebih ingin menunjukkan keteladanan bagi para wartawan peserta FJP GWPP yang mayoritas lebih junior. Bukan menonjolkan sisi senioritasnya dalam konotasi hierarkis, narsis, atau pengin eksis.

Sifat rendah hati itulah prasyarat seorang pembelajar yang haus ilmu. Seorang pembelajar sejati ingin terus menimba ilmu dan pengalaman dari para guru, mentor, bahkan orang lain sebayanya atau malah lebih muda darinya. Mirza yang menekuni bela diri Ninjutsu seperti hendak menguatkan diri dan rekan-rekannya sesama peserta FJP GWPP yang mayoritas wartawan muda. Penguatan berlandaskan petuah para tetua dan guru bahwa belajar itu tidak mengenal ruang dan waktu. Life-long education, dari buaian hingga liang lahat. (Nurcholis MA Basyari)

  • Share