Kisah Inspiratif Mahasiswa Miskin IPB Mengukir Prestasi Saat Pandemi

  • Share
La Ode Abdul Farid (kiri) dan suasana pembelajaran di asrama Pondok Inspirasi (kanan)
La Ode Abdul Farid (kiri) dan suasana pembelajaran di asrama Pondok Inspirasi (kanan)

BOGOR, Edukasiindonesia.id – Sempat putus asa karena deraan pandemi Covid-19 di tengah ekonomi keluarga yang pas-pasan, seorang mahasiwa IPB University menemukan jalan keluar dari liliitan kesulitan hidupnya. Dia tetap dapat kuliah di salah satu kampus terkemuka itu. Apa resepnya?

Dialah La Ode Abdul Farid. Rekan-rekannya di kampus yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat, itu memanggilnya La Ode. Mahasiswa asal Maluku Utara ini semula tidak pernah menyangka dapat kuliah. Di kampus ternama, pula!

Maklum, ekonomi keluarga anak ketiga dari enam bersaudara pasangan La Ode Hamsida dan Juna Dehe itu sangat pas-pasan. Pemuda asal Halmahera Timur tahu diri dengan kondisi kondisi orangtuanya sehingga dia tidak berani bermimpi muluk-muluk untuk dapat kuliah. Harapan La Ode membuncah manakala IPB University menerimanya sebagai salah satu mahasiswa.

“Alhamdulillah saya penerima program Bidikmisi yang kini dikenal Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Sama sekali tidak terbayangkan bisa kuliah karena ekonomi keluarga sangat tidak stabil apalagi saat pandemi”, ucap La Ode.

Namun, deraan pandemi Covid-19 sempat mengikis daya tahannya untuk mengamankan statusnya sebagai mahasiswa. Pagebluk penyakit virus korona 2019 yang mulai mendunia pada awal 2020 itu memaksa siapa pun harus beradaptasi dengan kebiasaan baru dalam beraktivitas di berbagai bidang.

Tantangan Adaptasi Kebiasaan Baru

Pemerintah pun menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat, kecuali untuk sektor-sektor esensial. Kantor-kantor pemerintah/swasta, sekolah, kampus, toko, bahkan pabrik tutup. Parapegawai, pelajar, dan mahasiswa pun harus terbiasa bekerja atau belajar dari rumah. Para pegawai bekerja dari rumah alias work from home (WFH), sedangkan para pelajar/mahasiswa menempuh pembelajaran jarak jauh (PJJ) via sambungan online atau dalam jaringan (daring) berbasis internet.

Di situlah persoalan muncul dan mulai mendera parapelajar dan mahasiswa yang kondisinya seperti La Ode. Belajar atau kuliah daring tentu sangat membutuhkan dukungan ekstra, baik berupa perangkat gadget atau komputer maupun ketersediaan dan stabilitas jaringan internet. Di luar itu, yang tidak kalah penting ialah dukungan finansial untuk membeli paket data.

BACA JUGA:   Politeknik Negeri Batam Gandeng Organisasi Internasional Kuatkan SDM Maritim

Di situ pula La Ode mulai mega-megap karena sulit rasanya mahasiswa jurusan Agribisnis itu mengharapkan topangan finansial dari orangtuanya. Sang Bapak bekerja sebagai buruh bangunan, sedangkan ibunya mengurus rumah tangga.

Satu tahun mengikuti proses kuliah daring dari rumah membuat La Ode sempat down. Hal ini karena lingkungan rumah yang belum kondusif saat itu, keterbatasan paket internet, keterbatasan perangkat yang dimiliki dan sinyal yang tidak stabil. Dia limbung. indeks prestasinya (IP) pun jeblok.  

“Sempat down. Sempat berpikir untuk tidak lanjut kuliah karena IP saya 1.89 dan 2.13 tahun pertama kuliah. Saat itu saya tidak memiliki laptop, paket kuota internet terbatas, kondisi ekonomi keluarga yang sulit, tidak ada teman saat itu, dan sempat beberapa kali kondisi sinyal tidak bagus,” tuturnya.

Bergabung ke Pondok Inspirasi

Memasuki semester tiga, La Ode memberanikan diri mendaftar ke Pondok Inspirasi, lembaga sosial pendidikan yang memberikan kesempatan mahasiswa untuk tumbuh berproses bersama melalui program pembinaan asrama atau non asrama.  Pada Juni 2021, dia terseleksi sebagai salah satu penerima manfaat program Pondok Inspirasi berasrama dari lima ratus pendaftar.

“Tahu Pondok Inspirasi dari pelatihan menulis esai yang diselenggarakan oleh Pondok Inspirasi. Awalnya minder karena IP kan kecil, tapi setelah saya lihat persyaratan untuk mendaftar Pondok Inspirasi tidak membutuhkan syarat IP atau IPK,” ungkap La Ode.

Dia terdorong mendaftar dengan motivasi ingin mendapatkan banyak teman dan lingkungan yang mendukung.

BACA JUGA:   Semarak Upacara HUT Kemerdekaan RI Ke-76 Di Dataran Engku Putri Kota Batam

“Di Pondok Inspirasi, kami meyakini dapat bertumbuh bersama, setara, tidak ada sekat dan tentunya memiliki kesempatan sama untuk bergabung. Tak hanya mahasiswa yang memiliki kendala perekonomian yang saat ini dapat bergabung di Pondok Inspirasi. Mahasiswa dari keluarga ekonomi berada pun memiliki kesempatan yang sama,” kata Ketua Yayasan Pondok Inspirasi Agus Harianto,  

La Ode menjadi salah satu bagian Pondok Inspirasi setelah mengikuti berbagai seleksi mulai dari seleksi berkas, dua kali wawancara, dan psikotes.

“Kami melihat La Ode memiliki daya juang yang tinggi. Bertumbuh untuk bermimpi dan sosok pembelajar yang kuat,” paparTanti Mantily Dewi, Talent Advisor Corporate Coach dan Psikolog PT Paragon Technology and Innovation sekaligus pembina dan tim seleksi Pondok Inspirasi.

Ke Bogor Saat Pandemi Demi Prestasi

Kabar baik dari Pondok Inspirasi itu makin menguatkan tekad La Ode untuk segera berangkat merantau ke Bogor demi melanjutkan kuliah meski pandemi Covid-19 masih pekat membayangi. Namun, ketika itu kantungnya lagi cekak lantaran dia baru saja bisa membeli laptop dari uang KIP Kuliah dan tabungannya. Bersyukur, Pondok Inspirasi membantu biaya keberangkatannya.

“Senang rasanya mendapat kesempatan bergabung di Pondok Inspirasi sekaligus bisa terbang ke Bogor gratis. Tentunya saat itu pun dengan protokol yang ketat bahkan sampai asrama pun harus swab dan karantina dahulu.”

Kegembiraan La Ode semakin terpancar lantaran tidak hanya mendapatkan tiket keberangkatan. Lebih dari itu, dia juga dapat jatah makan selama di asrama, internet memadai, bantuan kesehatan ketika sakit, program siaran televisi berkualitas, dan pembinaan yang membuatnya kini jauh berkembang.

“Di asrama  berkembang budaya coaching. Saya masih asing dengan coaching. Apa sih itu? Setelah saya dapatkan, sangat luar biasa memberikan nilai lebih. Saya jadi sangat menghargai diri sendiri,” tuturnya.

BACA JUGA:   Kampus Merdeka, Jembatan Meraih Mimpi Masa Depan

Selama di Pondok Inspirasi, La Ode mengaku telah mendapatkan pencapaian yang luar biasa. Bakat seninya terus berkembang hingga menjuarai beberapa perlombaan, Dia juga Juara Lomba Esai Nasional pada Oktober 2021. Nilai akademiknya pun terdongkrak fantastis: IP-nya 3,77.

“Alhamdulillah Allah SWT memudahkan. Hal yang tidak terbayangkan menjuarai lomba esai yang saya idamkan. Ternyata saya bisa. Ditambah lagi sangat bersyukur dengan hasil IP yang sangat melesat.”

Sekilas tentang Pondok Inspirasi

Pondok Inspirasi berdiri pada 2013 atas inisiasi alumni IPB University. Organisasi sosial pendidikan dan kepemudaan ini membudayakan coaching dalam program pembinaannya sejak akhir 2020. Salah satu metode yang diaplikasikan saat ini mengikuti perkembangan gaya hidup dan pola pikir milenial yang tidak melulu telling.

Para pembina Pondok Inspirasi menyadari bahwa coaching sangat dibutuhkan anak-anak muda saat ini. Setiap anak muda dapat tumbuh dan berhak atas pengmbangan potensi dirinya. Karena itu, baik coaching oleh para coach di Pondok Inspirasi, coaching sebaya antarmereka, atau selfcoaching menjadi kebutuhan rutin di Pondok Inspirasi. Inti coaching ialah menanamkan trust the process.

Selain menorehkan prestasi di bidang penulisan ilmiah, Pondok Inspirasi juga menjadi Komunitas Terpilih Community Challenge Kahf, terpilih mengikuti Girl Leadership Program Bersama Menteri Keuangan RI, Young Business Hub di Turki, terpilih mengikuti YSEALI YOUnified 2020, dan mendapat medali emas di ajang Malaysia Technology Expo 2021 dan MISIIT Archimedes Russian 2021. Pondok Inspirasi juga mendapatkan sesi coaching rutin dan program pemberdayaan komunitas dari perusahaan kosmetik raksasa PT Paragon Technology and Innovation. Pondok Inspirasi mengemban nilai-nilai ketangguhan, kreativitas, pembelajar, dan menginspirasi. (RJA)

  • Share